Pelepasan Tukik Penyu di Pulo Aceh Langkah Nyata dalam Konservasi Laut

Penyu Belimbing
Pelepasan Tukik Penyu di Pulo Breuh /Dok. LEPA

Penangkaran Penyu - Konservasi menjadi salah satu upaya penting dalam menjaga keberlangsungan hidup spesies-spesies, termasuk penyu, dari ancaman punah baik oleh predator alami maupun aktivitas manusia. Di Pulo Aceh, Lembaga Ekowisata Pulo Aceh (LEPA) turut aktif dalam menjalankan kegiatan konservasi penyu, salah satunya adalah kegiatan penangkaran dan pelepasan tukik.

Pada tanggal 11 Maret 2023, LEPA melaksanakan kegiatan pelepasan tukik di Pasie Lambaro Gugop. Sebanyak 50 tukik dari total 90 telur penangkaran dilepas dalam kegiatan ini. Jenis tukik yang dilepas adalah Belimbing dan Lekang. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk agen tour seperti Zalyan Tour dan beberapa media online.

Kegiatan pelepasan tukik ini dihadiri oleh 88 peserta yang terdiri dari berbagai instansi dan lembaga, antara lain Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Badan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan (BPSPL) Padang, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (DPMG), Badan Usaha Milik Desa Mandiri (BUMDESMA) Pulo Breuh Maju Beusaree, Kepolisian Sektor Pulo Aceh (Polsek Pulo Aceh), Koramil Pulo Aceh, dan masyarakat setempat.

Tujuan Kegiatan Penangkaran dan Pelepasan Tukik


1. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan LEPA

Salah satu tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memperkuat kapasitas manajemen proyek dalam pengelolaan kawasan konservasi dan ekowisata. Hal ini bertujuan agar LEPA dapat lebih efektif dalam menjalankan kegiatan konservasi di masa mendatang.

2. Meningkatkan Kapasitas Kepemimpinan Staf LEPA

Melalui serangkaian pelatihan dan penggunaan pendekatan konservasi, tujuan kedua kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan staf LEPA dalam melaksanakan kegiatan konservasi. Dengan demikian, diharapkan setiap individu dalam LEPA dapat berperan aktif dalam menjaga keberlangsungan hidup penyu.

3. Memperkuat Manajemen Kelembagaan LEPA dalam Upaya Konservasi Penyu di Pulo Aceh

Penangkaran Penyu
Anak-anak ikut partisipasi dalam pelepasan penyu. /Dok LEPA

Tujuan yang tak kalah penting adalah memperkuat manajemen kelembagaan LEPA dalam upaya konservasi penyu di Pulo Aceh. Dengan manajemen yang kuat, diharapkan kegiatan konservasi penyu dapat berjalan lebih efisien dan berkelanjutan.

Pelepasan tukik dilakukan dengan proses yang terencana dan terkendali. Telur-telur penyu yang telah berhasil ditetaskan dipantau secara cermat selama proses penetasan untuk memastikan kesehatan dan kondisi optimal para tukik sebelum dilepas ke habitat alaminya. Setelah tukik siap untuk dilepas, kegiatan pelepasan dilakukan dengan penuh kehati-hatian di Pasie Lambaro Gugop.

Dampak dan Manfaat

Kegiatan pelepasan tukik ini memberikan dampak positif yang signifikan dalam upaya konservasi penyu di Pulo Aceh. Dengan pelepasan sejumlah tukik ke habitat alaminya, diharapkan dapat meningkatkan populasi penyu di perairan sekitar Pulo Aceh. Selain itu, melalui partisipasi berbagai instansi dan lembaga serta masyarakat setempat, kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan keberlangsungan hidup penyu semakin ditingkatkan.

Tantangan dan Upaya Penyelesaian

Pengarahan dari BPSPL Padang Kris Handoko sebelum Pelepasan Penyu. /Dok.LEPA

Meskipun kegiatan pelepasan tukik telah dilaksanakan dengan sukses, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam upaya konservasi penyu di Pulo Aceh. Diantaranya adalah perlunya pemantauan yang terus menerus terhadap habitat penyu, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, serta peningkatan kerjasama antara berbagai pihak terkait dalam upaya pelestarian.

Pada bulan apa penyu bertelur di Pulo Aceh?

Penyu umumnya bertelur pada bulan-bulan antara Maret hingga Agustus, tergantung pada spesiesnya dan lokasi penangkaran atau habitat alaminya. Ini biasanya terjadi di musim panas atau musim penghujan, ketika suhu lingkungan cukup hangat dan kondisi pantai cocok untuk peneluran telur penyu.

Untuk wilayah Pulo Aceh, biasanya penyu akan mendarat untuk bertelur dari bulan September sampai Februari sepanjang pantai di pulo breuh,

Berapa lama penangkaran penyu dilakukan?

LEPA melakukan upaya penangkaran penyu biasanya dilakukan selama periode sekitar 45-60 hari, tergantung pada jenis penyu dan suhu lingkungan tempat telur diletakkan. Proses penetasan ini memerlukan pemantauan dan perawatan yang cermat untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup tukik setelah menetas.

Kegiatan pelepasan tukik yang dilaksanakan oleh LEPA di Pulo Aceh merupakan langkah konkret dalam menjaga keberlangsungan hidup penyu. Melalui kolaborasi antara berbagai pihak dan tujuan yang jelas, diharapkan upaya konservasi penyu di Pulo Aceh dapat terus ditingkatkan demi keberlangsungan ekosistem laut yang lebih baik.

0 Comments

Posting Komentar